BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Hipertensi
menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini
karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke
waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya
hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak
sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang
disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini
dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator
bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat
dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta
mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi
didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan
140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan
90 mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh
karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit
seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain,
sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan.
Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang
terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah
secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat
periksa ke dokter.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus
hipertensi ?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi
?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada
hipertensi ?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan
hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari
hipertensi ?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien
dengan hipertensi ?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Ø Menjelaskan pengertian dan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.
Tujuan Khusus
Tujuan Khusus
Ø Mengetahui dan memahami definisi
hipertensi.
Ø Mengetahui dan memahami etiologi/
faktor pencetus hipertensi.
Ø Menyebutkan dan memahami manifestasi
klinis hipertensi.
Ø Mengetahui dan memahami pemeriksaan
penunjang pada hipertensi.
Ø Mengetahui dan memahami
penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
Ø Mengetahui dan memahami komplikasi
dari hipertensi.
Ø Menjelaskan asuhan keperawatan
pasien dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon dan
Maglaya ( 1978 )
Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama
atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama
lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan
adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
anggota.
2.2 Struktur Keluarga
1.
Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2.
Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang
tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4.
Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5.
Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1.
Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
2.
Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3.
Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
2.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk
Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri
(tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang
sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman,
tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir
pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa
yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti :
perceraian atau ditinggal mati
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti
pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan
yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan
barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif,
dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan
Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu
laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak
pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai
dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama
berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran,
interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak
pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam
maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
(tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang
anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah
pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan
lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13
tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja
dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini
dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu
pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling
merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI
2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis
(dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui
oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah
dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi
adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis
(dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga
bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka
yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka
yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan
darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada
tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur
di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2.2 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
- Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari
hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun,
berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,
seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang
lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya
tergolong hipertensi sekunder.
- Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder
adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit
kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar
dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan
pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor
akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa
terjadi melalui beberapa cara:
Ø Jantung memompa lebih
kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
Ø Terjadi penebalan dan
kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada
saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada
biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Ø Bertambahnya cairan
dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi
jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga
tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika
aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak
cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi
lebih kecil.
Berdasarkan faktor
pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti
umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer,
didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar.
Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur),
apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor
genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat
dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta
konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap
timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga
melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada
saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat
kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas
saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak
menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini
dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang
tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan
merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini
mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari.
Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial,
tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan
penderita yang mempunyai berat badan normal.
2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme Terjadinya
Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit
kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal,
dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan
ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah
di otak, serta kelumpuhan.
2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor
resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang
perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum
dapat meningkatkan hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek
kardiofaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan
vasikonstriksi dan hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal
dan atau adanya diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk
pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi
implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat
juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti
penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub;
deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.
2.5 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
2.6 Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Contoh Kasus
Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th)
mempunyai dua orang anak An. Z (13 th)
seorang laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th)
laki-laki, bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga,
yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2
tahun yang lalu asien pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang
sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit yang sama. Untuk
mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di rumah karena
menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri
dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi
aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang
memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika
hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang
memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena Hipertensi sebelumnya.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KELUARGA
A. Pengkajian Keluarga
I. Data
Umum :
1. Nama
Kepala Keluarga : Tn. A
2. Alamat
dan Telepon : Tuban
3. Pekerjaan
Kepala Keluarga : pedagang toko
4. Pendidikan
Kepala Keluarga : SMP
5. Komposisi
Keluarga : Ayah, ibu, dan dua orang anak
No
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Hubungan dengan KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
1.
2.
3.
4.
|
Tn. A
Ny. S
Nn. Z
An. D
|
L
P
P
L
|
Suami
Istri
Anak
Anak
|
50
th
45
th
13 th
6 th
|
SMA
SMP
SMP
SD
|
Genogram
:
Keterangan :
:
Laki-Laki : Hub. Perkawinan
: Perempuan : Menikah
: Klien ____ : Garis
Keturunan
: Meninggal Laki-laki
: Meninggal Perempuan
----- : Tinggal serumah
6. Tipe
Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Tn.
A , Ny.S
dan kedua anak kandung.
7. Suku
bangsa.
Jawa – Indonesia. Tn. A berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.
8. Agama.
Semua
isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan
yang berdampak buruk
pada status kesehatan keluarga Ny.S
9. Status
Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis tepat waktu karena Tn. A adalah pedagang roti
keliling yang tiap 2 minggu di kirim barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko
kebutuhan sehari-hari dipasar. Tn. A dan
Ny. S
mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah.
10. Aktifitas
Rekreasi Keluarga.
·
Anak- anak mereka
biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan teman sebayanya
dan menonton TV dirumah.
·
Kadang- kadang
keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban
jika musim liburan
panjang atau sekedar makan diluar bersama.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap
perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak usia sekolah.
2. Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi.anak pertama
berusia 13 th dan yang kedua
berusia 6 th masih bersekolah masing-masing
SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S
mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing
anak tahu akan tugas dan kewajibannya
sebagai anak.
3. Riwayat
keluarga inti :
Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit
keturunan yaitu darah tinggi karena ayah Ny.S juga mengalami
tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4 tahun yang
lalu. Ny.S juga pernah MRS karena kolestrol
yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah.
(sembuh dengan obat yang dibeli di toko).
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
No
|
Nama
|
Umur
|
BB
Kg
|
Keadaan
Kesehatan
|
Imunisasi
(BCG/Polio/
DPT/HB/ Campak
|
Masalah
kesehatan
|
Tindakan
Yang
telah dilakukan
|
1.
2.
3.
4.
|
Tn.
A
Ny.
S
An.Z
An.
D
|
50
th
45
th
13
th
6
th
|
60
48
27
25
|
Baik
Sakit
Baik
Baik
|
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
|
-
Gangguan
nutrisi
-
-
|
-
Membantu pemenuhan nutrisi Ny.S tanpa membawa ke pelayanan kesehatan
-
|
4. Riwayat
keluarga sebelumnya :
Ny.S adalah anak
dari dua bersaudara, semua saudara Ny.S
masih hidup dan dalam keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari
tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil.
III. Lingkungan
1. Karakteristik
rumah :
Luas rumah 55 m2
dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang
tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur
dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan
rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali
kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan
WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur.
Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah
yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
2. Karakteristik
tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari
berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga
mereka biasanya sholat
bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.
3. Mobilitas
geografis keluarga :
Semenjak menikah
sampai sekarang Ny.S dan Tn.A
tidak pernah bepindah-pindah tempat, saat Ny.S sakit Tn.A jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah pada pagi sampai
siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang
dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.
4. Perkumpulan
keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Tn. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam
mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat
berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S
aktif dengan
kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S
aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore
mengaji di mushola dekat rumah.
5. Sistem
pendukung keluarga :
Selama Ny.S
sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang
keliling mengantar roti sehingga pemasukan
keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A mempunyai tabungan
yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti
sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta mencarikan pengobatan baik
alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang
mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S
dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari
rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.
IV. Struktur Keluarga
1. Pola
Komunikasi Keluarga :
Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga
ank-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi
rasa hormat
terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu
yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan
memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.
2. Struktur
Peran Keluarga :
Ny.S adalah ibu
sekaligus pembantu pencari nafkah bagi
keluarga, dan Tn.A menjadi seorang ayah dan
pencari penghasilan utama bagi keluarga.
3. Struktur
Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
Ø Tn.
A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
Ø Ny.
S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
Ø An.
D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.
Ø An.
Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.
4. Nilai
dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat
mempengaruhi penyakit menurut mereka. Ny.S sakit memang
karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu.sehingga
mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan
obat-obat tradisional.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi
Afektif :
Ny.S dan Tn.A
menganggap anaknya
sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun
kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal
yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi
Sosial :
Keluarga mereka
semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti
organisasi.
3. Fungsi
Perawatan Kesehatan :
keluarga dapat
mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang
anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status
kesehatan keluarga.
4. Fungsi
Reproduksi :
Ny.S dan Tn.A
mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur mempunyai dua
orang anak yang baik-baik,
Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan
melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.
5. Fungsi
Ekonomi :
Keluarga mengatakan
kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S
sakit dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan
keluarga yang dapat digunakan kapan saja.
VI. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor
Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang
lalu Ny.S
sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya
untuk masa depan, sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan
berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.
2. Kemampuan
Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap
anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya
dengan baik dan kelak menjadi anak yang berguna.
3. Strategi
Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan
sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka
terhadap anaknya.
4. Strategi
Adaptasi Disfungsional :
Tidak
pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan.
VII. Pemeriksaan Fisik.
·
Keluhan utama Ny.S :
agak kurus, mengeluh pusing.
No
|
Pemeriksaan
Fisik
|
Tn. A
|
Ny.S
|
An. Z
|
An. D
|
|||
1
|
Kepala
|
Simetris, rambut
berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
Simetris,tidak ada
ketombe,Rambut sedikit kusut
|
Simetris, rambut
berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
Simetris, rambut
berwarna hitam, tidak ada ketombe.
|
|||
2.
|
Leher
|
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (struma).
|
|||
3.
|
Mata
|
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas
|
|||
4.
|
Telinga
|
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik
|
|||
5.
|
Hidung
|
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan
|
|||
6.
|
Mulut
|
Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
Mukosa mulut agak sedikit kering,Mulut sedikit kotor, makan 1x/hari porsi
habis ½.
|
Mukosa mulut
lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
Mukosa mulut lemb,keadaan bersih,Tidak ada kelainan
|
|||
7.
|
Dada
|
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak
terdapat palpitasi, suara mur-mur (-), ronchi (-), wheezing (-)
|
|||
8.
|
Abdomen
|
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak
kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak
kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak
kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak
kembung, pergerakan peristaltik usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi
|
|||
9.
|
TTV dan ekstremitas
|
TD : 120/80 mmHg,
N : 74x/m,
S : 360C
R: 20x/m
5 5
5 5
|
TD : 160/100mmHg, N : 100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
4
4
5 5
|
TD: 110/80 mmHg
R: 18 x/mnt
N: 84 x/mnt
S: 37,2OC
5 5
5 5
|
TD: 105/63 mmHg
R: 18 x/mnt
N: 72 x/mnt
S: 370C
5 5
5 5
|
Perawat
NIM.
VIII. Harapan Keluarga.
Keluarga
berharap Ny.S
dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan dengan
baik.
Ø
Analisa Data, Perumusan
masalah dan Diagnosa Keperawatan
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
DS:
·
Ny.S mengatakan mual,muntah,lemas,
nafsu makan menurun.
DO:
·
Ny.S terlihat lemas
·
Ny.S makan 1x/hari
habis ½ porsi dengan bantuan, dan kadang tidak makan.
·
Mukosa bibir kering.
|
Kenaikan tekanan darah
Kompensasi tubuh
(pusing)
mempengaruhi hipothalamus
kurang nafsu makan
Kurang nutrisi
|
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
|
DS:
·
Pasien mengatakan pusing dan lemas.
·
Ny.S mengatakan
menderita penyakit hipertensi sejak 2 th yang lalu dan sempat MRS d RSUD
selama 3 hari.
·
Karena merasa sudah
sehat Ny.S jarang lagi periksa ke dokter meskipun hanya sekedar periksa.
·
Ny.S bekerja
berdagang di pasar dari pagi sampai hampir sore sehingga kurang istirah
·
Ny.S mengatakan
jarang berolah raga
·
Ny.S tidak merokok
·
Ny.S suka
mengkonsumsi makanan berlemak, seperti gorengan dan bumbu santan.
·
Tn.A mengatakan bahwa
ibu sudah biasa seperti ini.
DO:
·
Ny.S tampak lemas dan berbaring di tempat tidur.
TD : 160/100mmH, N : 100x/m, S : 36,50C
R: 20x/m
·
Kekuatan otot:
4 4
5 5
|
Riwayat hipertensi, gaya hidup
Penumpukan kolesterol
dalam pemb.darah
Vasokontriksi vaskular
Tekanan darah meningkat
|
Hipertensi
|
Diagnosa keperawatan.
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
anggota keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan
keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.
B. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah
dalam rencana perawatan keluarga Tn.
A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah
kesehatan sebagai berikut :
1.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota
keluarga yang sakit.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenahan
|
1.
|
Sifat
masalah
1.aktual
(3)
2.
resiko tinggi (2)
3.
potensial (1)
|
3/3
x 1
|
1
|
Masalah
adalah keadaan yang sudah
terjadi dan perlu di lakukan tindakan segera.
|
2.
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
1.tinggi
(2)
2.
sedang (1)
3.
rendah (0)
|
1/2x 2
|
1
|
Sumber-sumber
yang ada dan tindakan untuk me-mecahkan masalah dapat dijangkau keluarga.
|
3.
|
Potensi
untuk mence-gah masalah
1. Mudah
(3)
2. Cukup (2)
3. Tidak
dapat (1)
|
3/3 x 1
|
3/3
|
Masalah
dapat dicegah untuk tidak memper-buruk keadaan dapat dilakukan Ny.S dan
keluarga dengan memperbaiki perilaku hidup sehat.
|
4.
|
Menonjolnya
masalah
1. Masalah
dirasakan dan perlu penanganan segera. (2)
2. Masalah
di rasakan, tidak perlu di tangani segera (1)
3. Masalah
tidak dirasakan (0)
|
2/2 x 1
|
1
|
Keluarga
menyadari adanya masalah tetapi tidak didukung dengan pemahaman yang ade-kuat
tentang karakteristik penyakit .
|
Total
Skor
|
3
3/3
|
2.
Hipertensi pada Ny.S
keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik
penyakit dan perawatannya.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenahan
|
1.
|
Sifat
masalah
1. Actual
(3)
2. Resiko
tinggi (2)
3. Potensial
(1)
|
3/3 x 1
|
1
|
Adanya
ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani segera.
|
2.
|
Kemungkinan
masalah dapat diubah
1. Tinggi
(2)
2. Sedang
(1)
3. Rendah
(0)
|
1/2
x 2
|
1
|
membawa Ny.S ke pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan dan perawatan.
|
3.
|
Potensi
untuk mence-gah masalah
1. Mudah
(3)
2. Cukup
(2)
3. Tidak
dapat (1)
|
2/3
x 1
|
2/3
|
Pencegahan
bias dilakukan dengan menjaga pola hidup dan pola makan.
|
4.
|
Menonjolnya
masalah
1. Masalah
dirasakan dan perlu penanganan segera (2)
2. Masalah
dirasakan, tidak perlu di tangani segera (2)
3. Masalah
tidak di rasakan (0)
|
2/2
x 1
|
1
|
Tn.A dan Ny.S bisa menerima keadaan mereka saat ini meskipun belum
stabil.
|
Total
Skor
|
3 2/3
|
RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S
TANGGAL 10 April 2012
No
|
Diagnosis Kep. Keluarga
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Rencana Intervensi
|
||
Umum
|
Khusus
|
Kriteria
|
Standart
|
|||
1
|
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan
nutrisi keluarga yang sakit.
|
Setelah
di lakukan tindakan diharapkan
kebutuhan nutrisinya pasien terpenuhi secara sembang
.
|
Setelah
di lakukan kunjungan sampai 1
hari selama 30 menit diharapkan pasien dan keluarga mampu memahami tentang pentingnya nutrisi.
|
Verbal
Pasien dan keluarga bisa memahami materi yang di berikan.
|
·
Mengetahui
tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
·
Megetahui
komposisi nutrisi yang seimbang.
|
1.
Memberitahu pasien dan keluarga
betapa pentingnya untuk tetap menjaga kebutuhan nutrisi walau saat sakit.
2.
Memberitahu keluarga dan pasien tentang komposisi nutrisi
yang seimbang.
3.
Memberitahu keluarga supaya lebih aktif dalam
membantu Ny.S dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisinya nya secara parsial, perlahan-lahan sambil melatih pasien agar
mampu melaksanakannya secara mandiri.
|
Setelah
di lakukan kunjungan sampai 1-2
hari selama 30 menit diharapkan pasien mampu makan 3x/hari porsi habis dan minum 8 gelas air / hari.
|
Perilaku
Pasien mampu makan dan minum
Secara seimbang
|
·
Makan 3x sehari porsi habis tanpa bantuan
·
Minum air putih 8
gelas perhari tanpa bantuan
|
1.
Menjelaskan bagaimana
pentingnya nutrisi bagi tubuh dan sebagai penunjang kesembuhan penyakit.
2.
Memotivasi Ny.S untuk
melakukan aktifitas tersebut.
3.
Membantu keluarga supaya lebih aktif dalam membantu Ny.S dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya secara parsial, sampai
tujuan terpenuhi.
|
|||
2.
|
Hipertensi pada Ny.S
keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya
|
Setelah
dilakukan kunjungan keperawatan, keadaan penyakit Ny.S berangsur membaik
|
1. setelah dilakukan kunjungan 2-3 hari selama 30
menit Keluarga dapat mengenal ka-rakteristik pen-yakit hipertensi
|
Verbal Pasien
dapat menyebutkan dengan jelas dan benar
|
a. Pengertian
hipertensi
b. Penyebab
:
·
Keturunan
· Kelelahan
· Kurang olah raga
· Penyakit
tekanan darah tinggi
Menjawab
pertanyaan dengan baik dan benar.
|
1. Berrikan
pengetahuan keluarga tentang karakteristik penyakit hiprtensi dan perawatannya.
2. Mendiskusikan
bersama tentang karakteristik penyakit hipertensi dan perawatannya.
3. Memberikan
bimbingan dengan ilustrasi menggunakan brosur dan sebagainya.
4. Mendengarkan
dengan seksama sanggahan yang diajukan keluarga.
5. Menanggapi
pertanyaan dengan sabar.
6. Membimbing
keluarga untuk mengulangi penjelasan yang sudah diberikan.
7.
Berikan pujian bila
keluarga mampu menjawab dengan baik dan benar.
|
2. setelah dilakukan kunjungan 2-3 hari selama
30menit Keluarga dapat membuat kepu-tusan yang tepat tentang upaya pengobatan
Ny.S ke sarana kesehatan dan bersedia memberikan perawatan yang baik dan
benar.
|
Verbal
Pasien
memperhatikan dengan baik
|
Keputusan
yang dibuat keluarga dan Ny.S sendiri
|
1. Mendiskusikan
alternatif untuk mengatasi masalah
yaitu :
- Pentingnya
berobat teratur ke sarana kesehatan.
- Pentingnya
kerjasama dengan petugas kesehatan.
- Manfaat
istirahat dan olah raga teratur
2. Berikan
dorongan kepada keluarga dan Ny.S untuk membuat keputusan.
Beri
pujian terhadap keputusan yang baik dan benar sebaliknya beri koreksi atas
keputusan keliru
|
|||
3. pada
akhir pertemuan Keluarga sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu.
|
Perilaku
Pasien
melaksanakn apa yang sudah di ajarkan dengan baik
|
-
melakukan olah raga yang cukup
- makan teratur
- meluangkan waktu untuk istirahat dan refreshing.
|
1. Menjelaskan
manfaat evaluasi sewaktu-waktu.
2. Menjelaskan
bahwa diskusi akan dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan
keputusan yang telah dibuat keluarga.
|
EVALUASI
No
|
Diagnosa
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Waktu
|
1
|
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga
yang sakit.
|
Tgl 11-04-2012 Jam
08.30-09.00
·
Mengucapkan salam
·
Memvalidasi keadaan
keluarga
·
Mengingatkan kontrak
·
Menjelaskan tujuan
TUK
1. Memberitahu
kepada pasien dan keluarga betapa pentingnya menjaga keseimbangan
nutrisi walaupun saat sakit.
2. Memberitahu
pasien dan keluarga tentang komposisi nutrisi yang seimbang.
3. Memberikan
kesempatan pada keluarga untuk bertanya dan mengulangi penjelasan apa yang
sudah kita ajarkan.
4. Memberitahu
keluarga untuk lebih aktif dalam membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi secara
parsial.
5. Memberikan
motivasi pasien dan membantu anggota
keluarga untuk membantu Ny.S perlahan-lahan memenuhi kebutuhan nutrisi sampai
tujuan tercapai.
|
S:
·
Keluarga menjawab
salam
·
Tn.A mengatakan Ny.S
masih mual, pahit di mulut, dan belum bisa sepenuhnya menghabiskan porsi
makannya.
·
Keluarga menyetujui
pertemuan saat ini selama 30 menit tentang pentingnya pemenuhan nutrisi dan
komposisi seimbangnya.
·
Keluarga mengatakan
sudah faham tentang proses membantu pemenuhan nutrisi Ny.S.
O:
·
Keluarga kooperatif
dan aktif saat dijelaskan.
·
Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan.
·
Keluarga membantu
proses pemenuhan kebutuhan nutrisi Ny.S sampai akhirnya bisa makan dan minum.
·
Ny.S belum
menghabiskan seluruh porsi, tapi 2/3 porsi
dan minum kurang lebih 5 gelas/hari.
·
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
|
Tgl 11-04-2012 Jam
08.30-09.00
Sampai
Tgl. 12-04-2012 jam
08.30-09.00
|
2
|
Hipertensi pada Ny.S
keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya
|
Tgl 11-04-2012 Jam
08.30-09.00
·
Mengucapkan salam
·
Memvalidasi keadaan
keluarga
·
Mengingatkan kontrak
·
Menjelaskan tujuan
TUK
1.
Memberikan pendidikan
kesehatan tentang Hipertensi yang meliputi:
-
Pengertian hipertensi
-
Tanda dan gejala
-
Penyebab dan
pencegahan
2.
Memeberikan masukan
/saran kepada keluarga untuk membawa Ny.S untuk berobat ke pelayan kesehatan
sebagai keputusan yang baik.
3.
Mengajukan kontrak
waktu pada akhir pertemuan untuk di lakukan evaluasi keadaan Ny.S dan
keluarga.
|
S:
·
Keluarga menjawab
salam
·
Tn.A mengatakan Ny.S
masih sedikit pusing dan belum bisa sepenuhnya melakukan aktifitas.
·
Keluarga menyetujui
pertemuan saat ini selama 30 menit tentang pentingnya aktifitas sehari-hari.
·
Keluarga dan pasien
mengatakan belum sepenuhnya memahami apa itu yang berkaitan dengan
hipertensi.
·
Keluarga sudah
membawa Ny.S ke dokter yang biasa di kunjungi.
O:
·
Keluarga kooperatif
dan aktif saat dijelaskan.
·
Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan.
·
Ny.S masih terlihat
sedikit lemas , tapi sudah agak lebih baik.
·
TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
|
Tgl 13-04-2012 Jam
08.30-09.00
|
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2 Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2 Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC